Kamis, 13 Mei 2010

Minggu, 02 Mei 2010

aelam

Memilih Alat Selam Untuk Peminat Diving


Kepada rekan-rekan pencinta `n peminat dunia diving. Dari sebuah
posting ada yang sempat bertanya seputar mencari alat selam. Apa
saja yang harus di beli? Beli dimana? Dll. Dari pertanyaan ini
tergelitik untuk sedikit mengulas seputar alat selam berdasarkan
pengalaman belajar di kelas, latihan di kolam, ujian di laut, dan
beberapa kali melakukan "fun dive" di laut.

Namanya alat selam memang ribet dan mahal. Begitulah kesan bagi
sebagian publik. Karena ribet dan identik dengan harga yang cukup
mahal akhirnya ngeri juga untuk belajar diving. Sama seperti hobi
fotografi yang identik dengan hobi mahal demikian juga kegiatan
diving identik dengan peralatan yang serba mahal.

Anggapan ini memang benar. Namun tentunya bukan berarti tidak ada
celah mendapatkan barang dengan harga terjangkau dengan cara wajar.
Istilahnya Murah-Meriah.

Pada prinsipnya peralatan selam di bagi dalam 2 kelompok :

1. Skin Dive atau dalam Buku Petunjuk 1 Star SCUBA Diver CMAS –
Indonesia disebut : "Peralatan Selam Dasar". Terdiri dari : Masker,
Snorkler, Fin (kaki katak), boot (sepatu selam) dan Lifevest
(pelampung)

2. SCUBA Gear / Peralatan SCUBA, yang meliputi : BCD (Bouyancy
Compensator Divice), Tabung, Regulator, Pressure & Deep Gauge (alat
mengetahu isi tabung selama penyelaman dan tingkat kedalaman), serta
Weightbelet (pemberat).

Dari 2 kelompok ini pertanyaannya apakah perlu di miliki semua?
Jawabannya kalau memang ada dana dan budget unlimited, kenapa tidak?
Total biaya untuk semua peralatan sekitar 10 juta. Bahkan bisa lebih
kalau ingin beli baju selam, pisau selam, Dive Comp, dan asesoris
lain. Biaya akan lebih besar lagi kalau sudah fanatik dengan merek
tertentu. Barang, fungsi, bentuk sama tapi karena merek beda
harganya bisa beda juga. Tapi kalau budget unlimited kenapa tidak ya?

Sebaliknya bagaimana kalau budget memang terbatas sehingga tidak
mampu di beli semua? Inilah yang ingin saya diskusikan.

Untuk Skin Dive memang sangat dianjurkan punya sendiri. Mengapa?
Karena itu alat personal yang sifatnya pribadi. Contoh fin atau kaki
katak. Sama seperti sepatu yang punya ukuran berbeda, demikian juga
kecocokan tiap orang akan berbeda. Fin saya ukuran 42-43, cukup
besar, maka tidak bisa dipakai yang kakinya kecil.

Pun juga masker. Salah satu persyaratan masker yang oke adalah
nyaman dipake sesuai keberadan fisik wajah ybs. Maka kenyamanan dan
kecocokan tiap orang terhadap suatu masker akan beda. Masker yang
saya gunakan adalah masker minus. Sebelah kanan minus 5, sebelah
kiri minus 3.5. Sudah pasti masker saya tidak bisa digunakan mereka
yang tidak berkacamata.

Untuk boot atau sepatu. Kalau memilih jenis fin "Full Foot" maka
boot tidak perlu. Sebaliknya bila memilih jenis fin "Open Heel"
pasti perlu boot. Boot akan berguna untuk jalan di pasir supaya
tidak kena karang tajam. Harga fin jenis Full Foot dan Open Heel
berbeda. Sudah pasti lebih mahal yang Open Heel. Belum lagi harus
beli boot-nya.

Demikian juga untuk snorkler. Masih ada bahkan masih banyak yang
merasa risih kalau snorkler dipake bersama, berarti dari mulut ke
mulut.

Atas pertimbangan itu sangat disarankan punya sendiri.
Konsekuensinya perlu siapkan budget sekitar 1 juta untuk skin dive
lengkap. Itupun tergantung merek. Ck...ck...ck... gile mahal juga
untuk yang berkantong pas-pas-an. Pikir panjang dech untuk beli.
Pada akhirnya ngga jadi belajar diving dech.

Tapi tunggu dulu, itu khan masih disarankan bukan diwajibkan. Kalau
memang belum sanggup atau merasa sayang anggarkan dana 1 juta hanya
untuk beli skin dive ya jangan dipaksakan. Solusinya adalah SEWA.
Lho memang bisa? Jawab-nya bisa. Umumnya tempat kursus punya
inventaris skin dive. Siswa selama pendidikan bisa menggunakan
gratis. Itu yang saya alami di awal latihan. Latihan pertama saya di
kolam boleh dibilang hanya modal badan aja, maksudnya cukup bawa
celana berenang. Skin dive sudah disediakan gratis. Cuma memang
tidak jamin ukuran yang cocok dengan anda tersedia.

Lalu kalau untuk urusan risih karena snorkler dipake dari mulut ke
mulut, sebaiknya untuk rasa risih itu sudah disingkirkan saat anda
akan latihan diving. Kalau tidak akan menyulitkan anda sendiri.
Kalau sudah nyemplung di laut sangat pasti anda akan menelan air
laut baik disengaja maupun tidak disengaja. Pertanyaannya apakah
anda yakin air laut yang anda telan itu higienis? Bagaimana kalau
saat anda nyelam bersama teman anda, diam-diam teman yang berada
disebelah anda pipis? Nah lho....Itu sangat mungkin terjadi...
ha...ha...ha.... Seperti pernah saya alami saat diving di Pulau
Karya, Kep Seribu. Begitu nongol ke permukaan, teman yang sudah ada
dipermukaan teriak ke saya, "Adolf...awah ada "ranjau" di depan
loe". Wah benar aja, hanya disekitar 1 meter di depan saya,
sebuah "ranjau" manusia lewat di depan saya....ha...ha...ha....Ya
itulah konsekuensi diving.

Bagaimana dengan SCUBA Gear? Sama seperti Skin Dive, kalau budget
anda unlimited tidak salah anda beli. Kalau perlu pilih yang merek-
nya cukup bergengsi. Untuk BCD & Regulator, baru bukan second,
harganya di kisaran 4 – 5 juta. Itupun boleh dibilang merek yang
standar. Kalau merek yang wah bisa lebih mahal lagi. Tapi karena
budget unlimited kenapa ngga beli aja...

Sebaliknya, bagaimana kalau budget terbatas? Gampang. Jangan ragu
SEWA. Terutama nantinya anda dive hanya sesekali aja, misalnya 2
bulan sekali. Kalau tiap 2 minggu sekali diving dari kalkulasi biaya
ketimbang sewa mending beli. Tapi kalau sanggup diving di laut 2
minggu sekali dengan biaya sendiri (bukan sponsor) sulit dipercaya
kalau mengatakan tidak ada dana...ha...ha....

Biasanya saat anda belajar kalau belum punya Dive Gear akan di
pinjamkan oleh penyelanggara. Di perguruan tempat saya belajar,
demikian juga di tempat lain, biaya kursus sudah termasuk sewa Dive
Gear komplit untuk jangka waktu latihan tertentu. Kalau setelah
lulus anda ingin diving, anda bisa sewa di Dive Center atau Dive
Shoop. Salah satu Dive Shop di Grogol, Sea Pearl, juga menyewakan
BCD & regulator dengan harga terjangkau. Di Pulau Pramuka ada dive
center yang bisa menyewakan alat dengan harga terjangkau. Elang
Ekowisata salah satunya. Jadi anda tidak perlu mengeluarkan biaya
jutaan.

Lalu bagaimana dengan tabung & weigtbelt? Duh ngapain bawa alat
berat-berat. Lalu ngapain harus beli tabung yang harganya 2 jutaan.
Sewa aja di tempat anda akan diving. Harganya pun terjangkau. Contoh
di Pulau Pramuka, sewa tabung plus isinya hanya 35.000, weight belt
hanya 10 ribu. Cukup murah khan.

Itu dengan catatan di lokasi anda akan diving ada dive center. Kalau
ingin diving di Ujung Kulon atau di Belitung yang saya tahu belum
ada dive center yang bisa menyewakan tabung. Konsekuensinya kalau
ngotot ingin diving disana ya bawa tabung sendiri atau sewa dari
Jakarta. Pun saat anda akan latihan di kolam atau ujian di laut,
biaya kursus sudah termasuk biaya tabung & weightbelt.

Terakhir, bagaimana dengan baju selam? Lagi-lagi kalau budget
unlimited kenapa tidak beli aja. Untuk merek Scubapro, tipe long, 3
mm, siapkan budget 1.5 juta. Itu yang merek Scubapro. Yang shorty 1
mm atau 2 mm harganya lebih murah lagi. Tapi merek khan ngga hanya
suba pro. Punya saya merek "Ist", tipe long, 3mm, harganya hanya 650
rb. Saya beli di Planet Diving Hotel Sahid. Sampai sekarang sudah
dipake 30 kali lebih dive di laut masih oke. Ketimbang keluar duit
1.5 juta jelas jauh lebih hemat keluar duit 650 rb.

Pertanyaannya lagi, bagaimana kalau budget terbatas sehingga berat
beli baju selam? Jawabnya, jangan paksakan beli donk. Jangan
terpengaruh teman-teman di sekitar anda yang pake baju selam mahal.
Jangan gengsi. Gengsi itu ada biaya-nya lho. Baju selam tidaklah
wajib meski ada kegunaannya juga. Waktu saya ujian ada kog rekan
yang hanya pake kaos dan celana pendek. Toh tetap bisa nyelam juga.
Pernah juga waktu dive trip baju selam seorang rekan ketinggalan di
rumah. Mau sewa ngga ukuran, ya sudah cukup pake kaos aja dan celana
pendek. Toh tetap bisa nyelam. Lagipula tidak ada larangan nyelam di
laut hanya pake kaos `n celana pendek.

Dari ulasan panjang lebar di atas, dan semoga tidak capek bacanya,
saya hanya ingin memberikan gambaran riil potret kegiatan diving
terutama dari sisi pengadaan alat. Kesan kegiatan diving yang mahal
bisa ubah menjadi murah-meriah, meski harus dijaga baik-baik supaya
tidak menjadi kegiatan murahan ya. Itu baru mencari terobosan
mengakali alat yang mahal menjadi murah dan terjangkau.

Ada juga tips `n trik mencari alat diving yang murah-meriah. Apalagi
ternyata dive shop yang menjual alat-alat diving di Jakarta cukup
banyak. Dari hasil penjelajahan di beberapa dive shopt merek skin
dive `n dive gear ternyata banyak. Fakta juga masing-masing dive
shop memang harga yang berbeda. Contoh maker minus yang saya
gunakan. Untuk kondisi yang sama di salah satu dive shop pasang
harga 900 rb. Tapi saya bisa beli diharga 600 rb. Lumayan khan bisa
hemat 300 rb. Sampai sekarang meski sudah digunakan puluhan kali
diving masih nyaman dan enak dipake.

Bila ada minat di posting yang lain saya coba sharing pengalaman
mencari dive gear yang murah-meriah, meski bukan murahan lho.
Sharing ini berdasarkan pengalaman aja sebab saya pun masih termasuk
pemula menekuni diving. Dari beberapa posting saya lihat ada juga
rekan IBP yang berlatarbelakang diver yang sudah ratusan kali nyelam
dan sudah level advanced. Seharusnya beliau inilah yang lebih
relavan sharing.

Salam